Minggu, 25 November 2012

PUTIH ABU 1



Kaki melangkah pasti menyusuri lorong demi lorong sekolah, beberapa anak tangga terpijak oleh kaki ini, rasa tak sabar dan heran mulai muncul ketika kaki melangkahi pembatas ruang. Mata melirik keseisi ruang. Wajah tak dikenal menampakan diri. Senyum, serius, tegang semua tersirat dalam raut wajah mereka,  mencoba mencari celah kosongg diruang yang akan disinggahi 2 semester.
Beberapa menit menjadi bisu kini bisa dipahami sepintas watak meraka, beragam sifat tetapi akan saling melengkapi, bermacam sudut pandang tapi satu arah tujuan. Terdengar beberapa obrolan singkat diantara mereka, terbisik perkenalan nama di tengah ruang. Awal yang takan terlupakan dari satu langkah perjuangan, suasana bisu mulai mencair, acuh menjadi simpatik tetapi tetap berpegang teguh pada harga diri. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Teriakan keras terdengar bukan karena bahaya namun karna canda. Tingkah tak pasti bukan karena gila namun karena tak saling kenal. Beberapa jiwa mendapat jiwa untuk bertukar pendapat, dan jiwa lain tetap membisu. Menuggu hal pasti untuk berkenalan namun ini bukan TK yang menyediakan sesi berkenalan, kesadaran, kepribadianlah yang akan menentukan siapa yang akan mendapatkan teman terlebih dahulu.
Hari, minggu, bulan berlalu. Jiwa bisu kina aktif, Mereka saling kenal. mereka kini sama namun berbeda, Berbeda tapi satu. satu tapi bersaing, bersaing meraih apa yang dia inginkan, bersaiang untuk kebahagiaan kelak. Bersaing tetapi teman, saling membantu dalam kesulitan, berkerja sama dalam kesusahan. Berteman dan bersaudara, canda selalu, marah sesingkatnya, bahagia selamanya.
Mungkin bukan kisah terindah didunia, namun akan menjadi terindah dimasa SMA, mungkin bukan teman terbaik, tetapi teman yang mengerti. Mungkin bukan saudara kandung, tapi saling menasehati. Pertemanan persaudaraan kekerabatan harus muncul dan selalu terjalin dalam diri ini hingga kapan pun, umur akan menjadi kenangan tapi pertemanan akan abadi. Dia tidak menjadi kenangan, dia akan selalu tumbuh dan semakin besar hingga nanti.
Didalam sini tidak ada yang sempurna, tapi bukan berarti tidak istimewa. Kami istimewa tetapi tetap ada kekurangan. Selalu kekurangan ilmu dan teman. Kami hanya manusia biasa tapi kami punya kelebihan, kelebihan musuh dan orang yang membenci kita.
Hanya rangkaian kata tak berarti, namun ini kisah lusuh dalam buku putih abu.



                                  MR AWAMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar